Kamis, 15 Maret 2012

Surah al-'Ashr, PENGAJIAN MALAM JUM'AT Komplek DEPKES

KAMIS, 15 MARET 2012 PENGAJIAN MALAM JUM'AT Pada tanggal 15 Maret 2012 bertepatan dengan malam Jum'at, sebagaimana biasa pelaksanaan Majlis Dzikir Yasin selalu di laksanakan di Masjid Al-Muhajirin Komplek Departemen Kesehatan Kelurahan Sawah Ciputat Tangerang Selatan. Kami selaku sekretaris DKM mempunyai catatan khusus terhadap Penceramah pada malam itu, hal tersebut dikarenakan mengupas surat Al-Asyr (Waktu/Masa) mengapa...? Mari kita ikuti tausiahnya. DR. Hasani Ahmad Said. MA, dalam mukadimahnya mengambil surat Arrahman, dimana Alloh SWT menanyakan kepada manusia "Nikmat apalagi yang engkau dustakan...? dan diulang sampai 76 x. Dan selanjutnya bahwa apabila kita menghitung nikmat Alloh SWT kita tidak akan sanggup, diantaranya nikmat sehat, dan nikmat-nikmat yang lain. Khusus tentang nikmat hidup ini marilah kita hitung secara matematis, dimana letak kerugian dan keuntungan kita...sebagaimana yang disitir dalam QS. Al-Asyr. Sebagaimana kita maklum, bahwa waktu bagi setiap manusia adalah sangat penting. Mengingat pentingnya waktu ini maka Alloh SWT menggunakan waktu dan waktu tertentu untuk bersumpah dan untuk memberi nama Surah dalam Alquran. Misalnya “Wal-‘asyr = Demi masa (waktu0”, “Wadhuha = Demi waktu dhuha”. Meski semua mengakui bahwa waktu itu penting, namun jika tidak hati – hati atau benar cara memanfaatkannya, maka bisa menjadi bencana. Hal ini sesuai dengan sebuah pepatah Arab yang sangat terkenal yang menyatakan bahwa: “Waktu itu laksana pedang” yang bila tidak hati – hati memanfaatkannya, maka ia akan melukai orang yang menggunakannya, atau bahkan ia akan memenggal siapapun yang menyia-nyiakannya. Nah untuk melihat bagaimana waktu itu bisa menjadi bencana, dalam tulisan ini akan diuraikan tentang bagaimana kebanyakan kita memanfaatkan waktu kita seharin- hari maupun waktu selama hidup kita. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengajak kita semua untuk menghitung dengan cermat untuk apa saja dan berapa lama waktu dari masing – masing kgiatan/ aktivitas rutin kita sehari – hari, dalam sehari, dalam sebulan, dalam setahun dan selama hidup kita. Hal ini sesuai dengan anjuran Khalifah Umar ra. 1400 th silam, melalui nasehatnya: “Hitunglah…sebelum kamu sekalian dihitung/ dihisab (Oleh Alloh SWT di akherat kelak)” . Dengan demikian kita berharap akan semakin menyadari dan berhati – hati dalam memanfaatkan waktu hidup kita yang cuma sebentar di dunia ini. Di smping itu kita juga berharap agar waktu tidak kita sia – siakan, karena menyia – nyiakan waktu hidup kita, akan bisa menjadi bencana bagi kita. B. PEMBAHASAN. 1. Perhitungan Umur dan Waktu diperhitungkannya Amal dan Dosa. Sebelum kita menghitung secara matematis tentang umur dan waktu aktivitas kita sehari – hari, ada baiknya perlu kita ketahui bahwa: 1 hari = 24 Jam, 1 jam = 60 menit dan 1 menit = 60 detik. Dengan demikian 1 thn = 12 Bulan = 52 Minggu = 365 Hari = 8.760 Jam = 525.600 Menit = 31.636. 000 Detik Anggaplah manusia meninggal dunia antara usia 60 – 70 tahun. Atau kita anggap manusia rata – rata meninggal pada usia = ± 65 th. Dari umur 65 thn tsb pada masa anak-anak belum diperhitungkan amal dan dosa. Baru mulai diperhitungkan setelah manusia baligh (start bagi seseorang diperhitungkan amal baik atau buruknya selama hidup di dunia). Usia baligh tersebut bagi: (a) Laki-laki = ± 15 tahun dan bagi Wanita = ± 12 tahun.Dengan demikian Usia yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita pukul rata dengan rumus: Mati baligh = sisa usia = 65 – 15 = 50 tahun Nah sekarang pertanyaanya: (a) Sungguhkah 50 tahun usia kita benar – benar untuk BERIBADAH ?, (2) Bukankah kewajiban kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT?, (3) Untuk apa saja waktu hidup kita yang 50 tahun itu? 2. Perhitungan Waktu Untuk Aktivitas Manusia Sehari – hari dan Untuk Ibadah Secara Matemaris. Sebelum kita hitung penggunaan waktu yang 50 tahun tersebut untuk apa saja dan berapa lama, perlu kita buat asumsi – asumsi sebagai berikut:: a. Bahwa 50 tahun = 50 × 365 = 18.250 hari = 18.250 × 24.= 458.000 jam. b. Rata – rata kegiatan harian kita antara lain: (1) Tidur = ± 8 jam/hari, (2) Bekerja & Lembur = ± 8 jam/hari dan (3) Kegiatan Santai/ Relaksasi = ± 4 jam/hari. Nah selanjutnya mari kita hitung berapa lama dari masing – masing kegiatan itu kita lakukan selama 50 tahun, yang semestinya untuk kita beribadah tersebut? 1) Berapa lama waktu untuk tidur? Bila diasumsikan kita tidur sehari = 8 jam, berarti dalam 50 tahun (18.250 hari) kita tidur selama = 18.250 × 8 = 146.000 jam = 146.000 : 8.760 = 16 tahun, 7 bulan atau di bulatkan = 17 tahun. Alangkah sayangnya waktu kita yang 50 tahun itu, selama 17 tahun hanya kita gunakan untuk tidur. Padahal kita nanti akan tertidur dari dunia ini untuk selamanya (ketika kita mati nanti). Belum lagi bagi kita yang memiliki penyakit ”TuMor” = Tukang MoloR, mungkin kita akan tidur selama 12 jam/ hari = 18.250 × 12 = 219.000 jam = 219.000 : 8.760 = 24,98 tahun atau di bulatkan = 25 tahun. 2) Berapa lama waktu untuk aktivitas kerja di siang hari & lembur? Yang termasuk aktivitas/ kerja di siang hari dan lembur ini bagi setiap orang tidaklah sama. Ada yang bekerja di kantor/ di perusahaan bahkan sampai lembur, ada yang bekerja di sawah, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada yang makan sambil jalan - jalan, ada pula yang aksi sambil korupsi dan masih banyak lagi aktivitas lainnya, di mana satu sama lainnya tidak bisa disamaratakan. Bila kita asumsikan bahwa lama waktu kita beraktivitas/ kerja di siang hari dan termasuk lembur = + 12 Jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas/ kerja di siang hari dan lembur = 18.250 x12 = 219.000 jam = 219.000 : 8.760 = 25 tahun (pas). 3) Berapa lama waktu untuk aktivitas santai atau rilexsasi alias nganggur? Termasuk dalam kegiatan santai/ rileksasi alias nganggur: ini antara lain waktu yang kita gunakan untuk: nonton TV, Fb-an, rekreasi, jalan-jalan, bersenda gurau dengan keluarga/ teman, ada yang belajar mati-matian bikin kerpekan/ sontekan untuk ulangan/tes/ujian, bahkan ada juga yang digunakan untuk merenung dan menghayal atau dibuai angan – angan, sehingga dzikirnya: “jikalau…maka ....., jikalau…. maka ....., jikalau…… maka .....” Bila kita asumsikan bahwa waktu kita untuk santai atau rileksasi alias nganggur = ± 4 jam/ hari, maka dalam 50 tahun waktu yang dipakai santai/ rileksasi/nganggur = 18.250 x 4 = 73.000 jam = 73.000 : 8.760 = 8,33 tahun atau dibulatkan = 8 tahun. 4) Berapa lama waktu untuk beribadah? Dari perhitungan di atas, selanjutnya mari kita hitung berapa lama waktu kita untuk beribadah kepada Alloh (Tuhan Yang Maha Kuasa)?. Untuk jelasnya dari perhitungan di atas secara ringkas dapat kita kalkulasikan dengan asumsi – asumsi sebagai berikut: a) Umur rata – rata manusia hidup di dunia = ± 65 tahun b) Masa anak – anak (belum dihitung amal dan dosa) = ± 15 tahun (65 – 15) c) Lama waktu hidup & diperhitungkan amal & dosa = ± 50 tahun d) Waktu untuk tidur = ± 17 tahun e) Waktu untuk bekerja di siang hari & lembur = ± 25 tahun f) Waktu untuk santai atau rileksasi = ± 8 tahun (17 + 25 + 8) g) Jumlah waktu untuk Tidur + Kerja & lembur + Nganggur = ± 50 tahun ( 50 – 50) h) Waktu untuk beribadah kepada Alloh SWT (Tuhan) = ± 0 tahun Ternyata bedasarkan perhitungan secara matematis di atas, selama 50 tahun sisa waktu untuk ibadah = 50 – 50 = 0 tahun. Dengan kata lain waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santau/ Nganggur”. Lantas kapan ibadahnya? Bukankah manusia itu diciptakan hanya untuk beribadah kepada Alloh SWT? Sebagaimana Alloh berfirman dalam Alquran: ”Tidak Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada – Ku”. Atau sebagaimana firman Alloh dalam Alquran Surah Al-Asyr ayat 1 – 5: ”(1) Demi masa. (2) Sesungguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian,(3) Kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”. Berdasarkan firman Alloh di atas, semestinya agar kita tidak merugi, maka waktu kita sehari – hari hendaklah kita manfaatkan untuk kegiatan – kegiatan sebagai berikut: Melakukan kegiatan – kegiatan yang dapat meningkatkan keimanan. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: melakukan ibadah khusus seperti shalat wajib & sunnah, puasa, hajji, mengaji, mendengarkan ceramah/ nasehat agama secara langsung atau melalui TV, Radio, Casete, CD, membaca & mengkaji Alquran, Membaca buku – buku agama dan lain – lain. Melakukan kegiatan – kegiatan amal shalih/ kebajikan. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: infaq/ sedekah, membantu orang yang susah, berbakti kepada orang tua, silaturahiem, gotong royong, berbakti kepada suami dan lain – lain. Amar Ma’ruf Nahi Munkar (saling nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran). Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: mendakwahkan Islam melalui ceramah, khutbah, menulis buku tentang Islam, menasehati isteri/ suami dan anak – anak dan lain – lain. Saling menasehati dalam kesabaran. Termasuk dalam kegiatan ini antara lain: sabar jika tertimpa musibah, bila diolok/ dikucilkan karena mengamalkan, mendakwahkan, memperjuangkan Islam, menasehati orang lain agar bersabar ketika ditimpa musibah dan lain – lain. Pertanyaannya adalah: Kapan dan berapa lama waktu untuk kegiatan – kegiatan itu masing – masing? Sedangkan sebagaimana disebutkan di atas bahwa ternyata selama 50 tahun sisa waktu untuk ibadah = 50 – 50 = 0 tahun. Dengan kata lain waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santau/ Nganggur” ?. 3. Sanggahan dan Bantahan Dari uraian di atas, mungkin kita bisa menyanggah dengan beberapa sanggahan/ bantahan. Tetapi setiap sanggahan/ bantahan bisa jadi akan ada jawabannya. Nah berikut ini saya tuliskan beberapa sanggahan/ bantahan dan jawaban yang dapat terjadi dalam kehidupan kita sehari – hari. Sanggahan/ Bantahan: Yang dimaksud dengan ”ibadah” itu kan ”Tunduk dan patuh”. Jadi kegiatan apapun saja yang kita lakukan, asalkan diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh itu semuanya adalah termasuk ibadah. Sehingga: (1) Kita sholat, puasa, zakat, hajji, berceramah, membaca khutbah, mengajar ngaji dll adalah ibadah, (2) Kita belajar/ mencari ilmu (sekolah atau kuliah) adalah ibadah,. (3) Kita bekerja mencari nafkah itu ibadah, (4) Kita menolong orang yang susah adalah ibadah, (5) Kita kerja bhakti di kampung adalah ibadah, (6) Kita melakukan hubungan intim dengan suami/ isteri yang syah adalah ibadah dan sekali lagi, kegiatan apapun saja yang kita lakukan, asalkan diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh itu semuanya adalah termasuk ibadah. Dengan demikian tidaklah benar mana kala selama kita hidup 50 tahun itu dikatakan belum melakukan ibadah sama sekali, atau waktu kita yang 50 tahun itu kita habiskan hanya untuk: ”Tidur, Kerja & lembur serta Santai/ Nganggur”. Dengan kata lain aktivitas hidup kita di dunia ini tidak bisa dihitung dengan tepat secara matematis seperti di atas, terutama untuk menghitung berapa lama waktu kita untuk beribadah. Karena kegiatan – kegiatan atau urusan keduniaan yang nampaknya bukan kegiatan ibadah bisa menjadi kegiatan ibadah, mana kala diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh sebagaimana sanggahan di atas. Jawaban: Yaa....memang benar bahwa segala kegiatan kita bisa bernilai ibadah mana kala diniatkan dengan ikhlash semata – mata mencari ridlo Alloh dan tidak melanggar larangan – larangan Alloh sebagaimana sanggahan di atas. Tapi siapa yang bisa menjamin bahwa niat kita itu benar – benar ikhlas? Siapa yang bisa menjamin bahwa segala amal shalih kita itu pasti diterima oleh Alloh SWT? Mari kita lihat satu – persatu! Ya… memang benar…sekolah atau kuliah itu bisa menjadi ibadah, kalau niatnya ikhlash beribadah, tapi rata – rata kita sekolah atau kuliah itu niatnya untuk mencari ijazah, agar kelak mudah mencari pekerjaan atau nafkah. Ya… memang benar bekerja mencari nafkah sampai lembur – lembur itu juga bisa bernilai ibadah, kalau niatnya benar – benar ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali kita bekerja hanya untuk mencari harta benda dunia dan berharap dipuji atau supaya tidak dihina orang. Ya… memang benar melakukan hubungan intim dengan suami/ isteri yang syah itu juga bisa bernilai ibadah, kalau niatnya benar – benar ikhlash untuk ibadah. Namun seringkali kita melakukan hubungan intim dengan suami/ isteri yang syah itu hanya untuk mencari kesenangan, melepas hawa nafsu semata – mata hingga kadang berdoa sebelumnya saja lupa/ tidak ingat. Demikian halnya dengan kegiatan – kegiatan dunia lainnya memang bisa bernilai ibadah, mana kala diniatkan untuk ibadah. Tapi sayang kebanyakan niat kita tidak untuk ibadah, namun hanya untuk mengejar urusan dunia saja. Ooooh mungkin saat kita sholat 5 waktu, puasa, zakat dan hajji yang akan memperoleh pahala yang besar. Nah karena di antara ibadah – ibsdah itu nampaknya sholatlah yang rutin setiap hari kita lakukan, maka dalam tulisan ini hanya akan kita hitung berapa lama waktu kita sholat dalam sehari dan selama 50 tahun Di smping itu juga didasari beberapa alasan dari Hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan bahwa: “Sholat 5 waktu itu: (a) besar pahalanya, (b) bisa menghapus dosa, (c) kunci pembuka syurga, (d) amal yang pertama dihisab, yang jika shalatnya baik maka segala amalnya dianggap baik…dst… Pertanyaan selanjutnya: Cukupkah kita merasa cukup beribadah hanya dengan saja?, Berapa lama waktu yang kita gunakan untuk shalat dalam 50 tahun? Mari kita hitung: Jika kita asumsikan untuk sekali holat yang sedang – sedang saja termasuk untuk berdzikir dan berdo’a= ± 10 menit (Tentu saja jika shalatnya dengan cara kilat = 5 menit, belum lagi kalau kilat khusus = 3 menit, tentu lebih sedikit lagi). Berarti sehari semalam lama waktu shalat = 5 x 10 = 50 menit atau kita bulatkan = ± 1 jam. Berarti dalam waktu 50 tahun, waktu yang terpakai sholat =18.250 x I = 18.250 jam = 18.250 : 8.760 = 2,05 tahun atau dibulatkan = 2 tahun. Ini berarti bahwa waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia, cuma 2 tahun untuk sholat, itupun belum ada jaminan bahwa sholat kita bermakna dan pasti diterima. Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun itu diterima, rasanya juga belum/ tidak sebanding dengan perbuatan dosa - dosa kita yang kita lakukan selama 50 tahun. Baik dosa kita yang tertuju langsung kepada Alloh SWT maupun dosa – dosa kita terhadap sesama. C. PENUTUP 1. Kesimpulan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa: Analisis atau perhitungan secara matematis terhadap lama waktu kita hidup di dunia dan lama waktu kita melakukan berbagai aktivitas hidup keseharian kita termasuk aktivitas ibadah kita kepada Alloh SWT, tidak bisa seluruhnya tepat. Meskipun demikian analisis atau perhitungan secara matematis tersebut, setidaknya dapat memberikan gambaran dan kesadaran kepada kita bahwa: “Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana” 2. Himbauan dan Saran Selanjutnya saya menghimbau marilah segera kita menyadari akan pentingnya kita memanfaatkan waktu hidup kita di dunia yang Cuma sebentar ini. Tiada kata terlambat, atau lebih baik terlambat dari pada tidak pernah menyadari sama sekali. Walaupun waktu bergulir cepat, marilah kita isi waktu kita yang tersisa dengan sesuatu apa saja yang bermanfaat, bagi diri kita, keluarga, masyarakat, nusa, bangsa dan agama. Dan jangan lupa, niatkan semua kegiatan atau aktivitas kita itu dengan niatan ibadah, ikhlash karena ingin mencari ridlo Alloh semata - mata! Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada orang yang telah menyampaikan tulisan atau nasehat ini kepada saya. Saya hanya menulis kembali dalam kemasan yang agak berbeda. Semoga menjadi amal jariah baginya. Yang jelas satu hari = satu hikmah. Semoga hidup kita berlimpah nikmat dan berkah. Amien. Sekretaris DKM Al-Muhajirin. kami kutip juga dari :http://dalyanasblog.blogspot.com/2011/01/catatan-akhir-tahun-2010-awal-tahun.html Diposkan oleh ALMUHAJIRIN_MOSQUE Komp. Depkes Kp. Sawah Ciputat Jl. KI. Hajar Dewantoro Ciputat di 08:54