Rabu, 28 Juli 2010

BATIK LERENG LESUNG CILEGON

BATIK LERENG LESUNG CILEGON

Batik merupakan warisan dan identitas bangsa Indonesi yang telah mendapatkan pengakuan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 yang lalu. Jika mendenger batik, pasti langsung tertuju ke daerah jawa. Namun kini perkembangan batik telah meluas ke berbagai daerah di Indonesia. Begitu pun Kota Cilegon yang memiliki batik Lereng Lesung sebagai ciri khasnya. Untuk mendapatkan batik lereng lesung bisa berkunjung ke Galeri Batik Dekranasda Kota Cilegon di lantai dasar Plaza Cilegon Mandiri, Jl. S.A Tirtayasa, Cilegon

Awal kemunculan batik lereng lesung bermula pada Lomba Desain Batik Cilegon 2006 yang diadakan Bidang Pariwisata dan Budaya Despindak. Agus Patria akhirnya lolos sebagai juara satu dengan desain batik lesungnya. Hingga akhirnya batik lesung diproduksi dan dipatenkan oleh Wali Kota Cilegon sebagai batik khas Cilegon.

Filosofi dalam desain batik lereng lesung:

Simbol ”rumput laut” yang di padu dengan ”isem-isem cecek krambyang” menggambarkan letak geografis Kota Cilegon yang dibatasi oleh garis pantai yang penuh dengan interaksi sebagai kota yang dinamis bagai air laut terus bergerak menghasilkan gelombang dan riaknya, hingga menjadikan kota ini serat dengan dinamika kehidupan.

Simbol ”Lesung” diangkat dari salah satu seni budaya tradisional Kota Cilegon yakni Bandrong Lesung yang merupakan seni budaya yang berkembang dalam masyarakat Kota Cilegon, sekaligus merupakan kristalisasi dari nilai-nilai budaya, estetika, sikap, dan tata kehidupan masyarakat Kota Cilegon. Selain itu simbol lesung berfungsi simbol kembar (lesung = kapal) dan rantai tali jangkar kapal yang melambangkan Kota Cilegon sebagai Kota Pelabuhan, dimana Kota Cilegon mempunyai pelabuhan Merak dan Cigading yang juga merupakan salah satu motor penggerak perekonomian dan pariwisata.

Batik 2Simbol ”Kuba Masjid” merupakan gambaran tentang kepercayaan adat istiadat dan agama di Kota Cilegon sebagai manifestasi dan komunikasi masyarakat Kota Cilegon yang bernuansa religius/agamis.

Simbol ”Bunga Melati, Mawar, dan Rumput laut” adalah simbol keadaan alam flora dan fauna Kota Cilegon yang memberikan gambaran bahwa masyarakat Kota Cilegon penuh kasih, cinta, dan ramah tama.

Simbol desain Motor Elektronik” merupakan gambaran bahwa Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri baik secara skala nasional maupun internasional, dan terbuka untuk infestor.

Batik Lereng Lesung terdapat enam jenis warna, yaitu merah, kuning, hijau, biri, coklat, dan ungu.

Sayangnya menurut Samani, bagian Pengadaan Oprasional Galeri Batik Dekranasda Kota Cilegon (25/11), Batik Lereng Lesung belum bisa diproduksi di Cilegon, melainkan di laur kota. Karena belum ada tenaga akhli dan tempat untuk memproduksi.

Galeri Batik Dekranasda Kota Cilegon yang di buka sejak empat bulan yang lalu cukup banyak yang berkunjung, terutama para PNS dan pegawai suasta. Dimana setiap hari jumat diwajibkan untuk para PNS dan beberapa pegawai perusahaan suasta untuk mengenakan batik. Harga batik cukup terjangkau dengan harga bahan Rp. 20 ribu permeter atau harga batik kemeja siap jadi mulai dari kisaran harga Rp. 50 ribu hingga Rp. 150 ribu, tergantung warna dan jenis kain.

Menuru Alfi bagian pemasaran, peminat batik Lereng Lesung kebanyakan orang dewasa. ”Biasanya yang laku kemeja untuk orang kantoran atau PNS, dan sepasang pakaian mama-papa untuk pasangan suami istri,” jelasnya. Alfi menambahkan, untuk para remaja belum ada respon yang baik, karena stok yang ada belum ada pakain batik modifikasi dengan segmen pakaian remaja.

Dinas Kebudaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon sudah menggencarkan promosi batik Lereng Lesung dengan melalui berbagai event dan pameran-pameran baik di dalam daerah maupun luar daerah.

Sekertaris Dinas Disbudpar Kota Cilegon, Heni Anita Susila saat ditemi di kantor dinasnya yang baru pindah di lantai 2 Plaza Cilegon Mandiri oleh wartawan www.rumahdunia.com mengungkapkan harapannya terhadap Batik Lereng Lesung, ”semoga batik Lereng Lesung menjadi identitas Kota Cilegon. Biarpun saat ini masih dikalangan PNS dan pegawai suasta lainnya, tapi juga bisa menyentu masyarakat umum.”

diakses dari http://rumahdunia.com/isi/category/c1-wisata-banten/, 29 Juli 2010

Tidak ada komentar: